1/07/2016

Jangan Putus Asa, Katanya

Lama menjomblo? Bagaimana tips menghadapi orang-orang yang selalu 'rese' menasihati agar cepat cari pacar atau gebetan baru? Dalam tulisannya kali ini, sang Janda berbagi kisah dan catatannya 'menghadapi' gempuran saran-saran untuk 'secepatnya cari pasangan baru'.

Jangan Putus Asa, Katanya

Pas lagi ngudut di bawah sore-sore, ada seorang pegawai di kantor juga yang turun dan mulai mengakrabkan diri ngobrol dengan saya. Mulai dari kerjaan, bilang saya mirip iparnya, sampai tanya tentang, “Mbaik sudah nikah? Ada anak?”

Jawabannya ya, “Pernah. Ngga sempet punya anak”.

Trus mulailah dia entah menghibur, entah berkotbah atau memberi nasihat, bilang, “Ya musti usaha, Mbak, kan Mbak pergaulannya luas, internasional”. Rokok kali, selera internasional, hehehe.

Lalu saya dengan nada biasa, “Ya, gemana ya, ngga nyari juga sih, biar gaul juga semua temen tuh, Mas”.

“Mustinya ada yang special gitu lho, Mbak”. Trus dia ngoceh lagi, “Tapi ada yang kurang kan, walaupun kerjaan oke, duit oke…”

Nah, ini orang sekantor, susah juga ya nyelepetnya. Tapi saya pengen tahu juga dia apa komentarnya kalau saya ladenin. Jadi saya bilang, “Yaa, saya juga ngga usaha sih, Mas…”

“Lhaa…jangan berputus asa begitu..”

“Tapi saya sudah trauma juga sih, Mas. Biasanya orang-orang nggak kuat sama saya soalnya saya suka punya acara sendiri, males juga kalau ketemu yang nelpon-nelpon melulu. Tapi enak juga kali ya, kalau ada temen”.

“Nah, kan, jadi yang penting jangan putus asa, Mbak. Focus, diniatin kalau mau, pasti ketemu. Minta deh sama Tuhan, pasti dikasih, saya juga begitu dulu”.

Dalam hati, wah, saya doanya biasanya, ‘Ya Tuhan, berikan saya yang terbaik”, jadi apa juga yang terjadi, biar ngeselin atau nyakitin, percaya aja doa saya dikabulkan, jadi ini yang terbaik. “Ya, saya sih apa yang ada saya syukurin aja, Mas”.

“Iya, itu penting. Nomor satu memang itu, tapi kan kita mau lebih juga”.

Hmmmh… Kenapa ya, orang itu berpikirnya masih dua dimensi? Punya pasangan sama dengan bahagia, tidak punya artinya tidak lengkap.

Banyak orang seperti ini. Orangtua saya sendiri juga begitu. Masalahnya, saya niat juga tidak, kadang-kadang aja suka mikir: enak juga kali kalau punya suami. Tapi, terus ingat perkawinan yang dulu, terus mikir: ah, nggak ah, enakan begini aja.

Mungkin sudah malas menyesuaikan diri dan toleransi rendah kali ya. Semakin tua, semakin malas menyesuaikan diri. Apalagi nanti musti sowan-sowan, acara keluarga inilah, itulah, padahal saya orangnya rada-rada asosial (kurang ramah kalau kata adik saya).

Ya emang enakan nonton DVD sambil minum teh dan ngudut kok, ditemani si Ruby dan Aba. Paling kalau suntuk ya nelpon temen-temen sesama jomblo (hai, jangan ada yang tersinggung ya!).

Soalnya nih, kalau dipikir-pikir, saya tuh kalau weekend aja acaranya penuh lho, jomblo-jomblo gini. Entah nanti tiba-tiba pengen motret, atau jalan, atau blogging, jadi kayaknya sibuk saja.

Belum lagi kalau temen deket macem si Kiwir atau Muin ajak ngopi atau nonton, atau kopi darat anak-anak blogger, atau ya sekedar lunch bareng sama temen. Atau salon-salon yang setia meladeni saya menikmati my me time, atau kumel-kumelan sama anjing-anjing saya yang mulai overweight ini.

Intinya, balik lagi. Bagi teman-teman janda atau duda, menurut rekanan saya ini, jangan menyerah. Diniatkan, dipikirkan, seperti yang di filem The Secret, supaya energinya tersebar seantero jagad dan menyesuaikan diri dengan apa yang kita inginkan.

Tinggal membuka pikiran dan diri sendiri serta mengambil kesempatan yang ada.

Terus, saya bagaimana? Ya kembali lagi, apa yang terbaik saja. Saya sih percaya kalau ada saatnya ya pasti ada yang nantinya dekat dengan saya (walaupun akhirnya nanti putus juga, hehehe).

Masalahnya, saya niatnya juga lemah. Entah kenapa tidak mencari, atau mungkin itu prioritas yang bukan utama untuk mencari pasangan.

Untungnya, banyak kawan-kawan sesama single juga yang enjoy sendirian dan kalaupun mau menikah lagi, syaratnya lumayan berleret-leret. Sama seperti saya, ada kali dua folio satu spasi font ukuran 8 bolak balik list-nya.

Jadi, mungkin kalau memang mau mencari pasangan lagi, musti diniatin ya. Musti usaha. Tapi saya termasuk yang tidak menaruh effort tuh.

Lha, wong itu situs internet dating saya saja sudah tidak pernah dibuka-buka lagi. Dan, kalau kelihatannya jayus (yang mana hampir semua), delete, delete, delete. Gemana dong?

Nikmati sajalah. Putus asa sih tidak, tapi biasanya kalau ada, datang saja kok. Seperti kata teman saya yang lain, jodoh itu misteri Tuhan. Ya biarlah jadi misteri dan akhirnya jadi surprise.

Dan yang penting, syukuri apa yang ada saja dan menikmati kesendirian. Kalau kita bisa menikmati kesendirian dan menyenangkan hati sendiri, tentunya bisa menyenangkan orang lain juga kan?

(Origin: Janda Kaya)

Anda juga bisa menuliskan dan berbagi dengan seluruh sahabat pembaca "TJanda". Menulislah sekarang dan kirimkan melalui halaman Kontak.